MENGENAL GAMBANG SEMARANG : BENTUK NYATA KEINDAHAN AKULTURASI BUDAYA DI KOTA SEMARANG – Achmad Yani International Airport | Semarang

MENGENAL GAMBANG SEMARANG : BENTUK NYATA KEINDAHAN AKULTURASI BUDAYA DI KOTA SEMARANG

 

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman, di antarnya keanekaragaman suku, agaman, ras, etnis, dan budaya. Keanekaragaman ini sebagai tiang kesatuan dalam mempersatukan perbedaan masyarakatnya. Terlepas dari kebudayaan asli masyarakat Indonesia, juga dipengaruhi oleh kebudayaan luar, seperti kebudayaan Eropa, Tionghoa, dan Arab yang berpadu sebagai bentuk akulturasi budaya. Salah satunya budaya Gambang Semarang atau Tarian Semarangan yang berkembang di Kota Semarang, karena adanya akulturasi budaya etnis Jawa dengan etnis Tionghoa sehingga menciptakan Jawa Oriental.

Tarian ini sudah berkembang di Kota Semarang sejak tahun 1930 dalam bentuk paguyuban yang terdiri atas warga pribumi dan peranakan Tionghoa. Gambang Semarang dipentaskan pada perayaan-perayaan tertentu seperti dugderan dan festival seni budaya. Tarian ini menunjukkan di antara perbedaan, seni merupakan salah satu unsur yang dapat mempersatukan, seperti Bhinekka Tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu juga.

Gambang Semarang atau Tarian Semarangan menyajikan keindahan seni tari yang dipadukan dengan iringan musik yang dinamis dan lawakan. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Gambang Semarang adalah kendang, bonang, kempul, gong, suling, kecrek, dan gambang, serta ditambah alat music khas etnis Tionghoa yaitu konghayan atau tohyan. Gerakan dalam tarian ini memadukan unsur kelincahan dan ekspresi-ekspresi berlebihan dari sang penari yang menggambarkan kesuka citaan. Gerakan pinggul dalam tarian semarangan, jika diperhatikan membentuk gelombang laut. Laut ini merepresentasikan jajaran pantai yang mengelilingi Kota Semarang.